Mungkin hanya sebagian kecil saja yang tahu hitung-hitungan bunga
saat mengambil kredit, entah itu kredit rumah atau kendaraan. Yang
sekadar diketahui hanyalah apa jenis bunganya, berapa besaran bunga dan
berapa besar angsurannya saja.
Padahal alangkah baiknya tahu cara perhitungan kreditnya. Meski
besaran suku bunga sama tapi cara perhitungan yang berbeda akan
mengakibatkan jumlah angsuran per bulan berbeda pula.
Pengetahuan cara menghitung ini penting mengingat pinjaman uang ke
bank atau lembaga keuangan selalu dibebani bunga. Tambahan lagi, tipe
pinjaman yang dipilih bakal berbeda pula tipe bunganya. Inilah alasan
kuat mengapa pentingnya mengenal jenis-jenis bunga biar tak terjerat
bunga pinjaman.
Nah, secara umum ada tiga jenis bunga kredit bank yang dikenal dalam
pinjaman di bank atau lembaga keuangan. Berikut ini jenis bunga
sekaligus contoh perhitungannya.
Bunga flat
Contoh nyata ada di brosur penawaran KTA tuh.
Dalam setiap brosur penawaran kredit kendaraan atau kredit tanpa
agunan (KTA), seringkali terdapat tabel berisi besaran pinjaman, tenor
kredit, dan besaran angsuran. Cek kolom angsuran di mana tiap bulan
tertera jumlah angsuran yang selalu sama sampai berakhirnya masa kredit.
Itu bisa menjadi indikasi kredit itu menerapkan suku bunga flat.
Jenis bunga ini perhitungannya paling mudah karena tiap bulan
angsurannya sama, bunganya sama, cicilan pokoknya sama. Dalam kredit
dengan bunga flat, plafon kredit dan besaran bunga akan dihitung secara
proporsional sesuai dengan jangka waktu kredit.
Rumus perhitungannya
Bunga perbulan = (P x I x t)/jb
P = pokok pinjaman
I = suku bunga per tahun
t = jumlah tahun jangka waktu kredit
jb = jumlah bulan dalam jangka waktu kredit
Contoh kasus:
Pokok pinjaman : Rp 24.000.000
Bunga flat : 5 %/tahun
Jangka waktu kredit : 24 bulan
Penghitungan bunga : Rp (24.000.000 X 5% X 2) / 24 = Rp 100.000
Dengan begitu, mulai dari angsuran pertama sampai terakhir besarannya adalah Rp 1,1 juta.
Bunga efektif
Jenis yang ini ngitungnya dari sisa pokok pinjaman jadi makin hari angsuran makin dikit
Jenis bunga ini juga punya istilah sliding rate. Kredit yang
mengaplikasikan bunga efektif ini angsurannya dihitung berdasarkan sisa
pokok utang. Alhasil, perhitungan porsi bunga dan pokok dalam angsuran
tiap bulan bakal berubah terus meski besaran angsuran per bulannya tetap
sama.
Umumnya, sistem bunga efektif ini dikenakan pada kredit jangka
panjang seperti KPR atau kredit investasi. Mengapa demikian? Karena
jenis bunga efektif ini lebih berguna untuk pinjaman jangka panjang yang
tak perlu buru-buru dilunasi di tengah jalan. Pasalnya, beban bunga
yang dibayarkan nilainya lebih kecil bila dibandingkan dengan bunga
flat.
Kok bisa? Ya itu tadi karena bunga dihitung berdasarkan sisa utang
pokok yang belum dibayar sehingga besaran bunga per bulan akan berubah
berdasarkan nilai pokok yang terhutang. Besaran bunga yang dibayar tiap
bulan akan semakin menciut.
Lantaran besaran bunganya menciut, otomatis angsuran per bulan akan
semakin turun dari waktu ke waktu. Pendek kata, besaran angsuran kedua
akan lebih kecil dari angsuran pertama. Begitu pun saat bayar angsuran
ketiga maka nilainya lebih kecil dari angsuran kedua.
Rumus perhitungannya:
Bunga = SP X i X (30/360)
SP = saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya
i = suku bunga per tahun
30 = jumlah hari sebulan
360 = jumlah hari dalam setahun
Contoh kasus
Pokok pinjaman : Rp 24.000.000
Bunga : 10 %/tahun
Jangka waktu kredit : 24 bulan
Besaran bunga efektif bulan 1
= Rp 24.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 hari) = Rp 200.000,00
Angsuran pokok dan bunga bulan 1 = Rp 1.000.000,00 + 200.000,00 = Rp 1.200.000,00
Besaran bunga efektif bulan 2
= Rp 23.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 hari) = Rp 191.666,67
Angsuran pokok dan bunga bulan 2 = Rp 1.000.000,00 + 191.666,67 = Rp 1.191.666,67
Di situ terlihat angsuran keduanya nilainya Rp 1.191.666,67 yang lebih kecil dari angsuran pertama sebesar Rp 1,2 juta.
Bunga anuitas
Mau sisa pinjaman berkurang tetap saja angsurannya enggak berubah
Jenis bunga satu ini modifikasi dari bunga efektif dengan maksud
mempermudah kreditur membayar angsuran tiap bulan karena besarannya
sama.
Atau dengan kata lain, bunga anuitas ini membuat angsuran bulanan
yang dibayarkan selalu tetap tapi komposisi bunga dan pokok angsuran
berubah secara periodik. Angsuran pokok per bulannya bakal membesar tapi
di saat bersamaan besaran bunganya per bulan mengecil.
Perhitungan bunga ini membuat porsi bunga di masa awal pinjaman
menjadi sangat besar tapi perlahan-lahan porsinya akan mengecil di masa
akhir kredit. Satu hal yang perlu diketahui, rumus perhitungannya sama
dengan bunga efektif.
Rumus perhitungannya:
Bunga = SP X i X (30/360)
SP = saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya
i = suku bunga per tahun
30 = jumlah hari sebulan
360 = jumlah hari dalam setahun
Contoh kasus
Pokok pinjaman : Rp 24.000.000
Bunga : 10 %/tahun
Jangka waktu kredit : 24 bulan
Besaran bunga anuitas angsuran 1
= Rp 24.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 hari) = Rp 200.000,00
Angsuran pokok dan bunga pada bulan 1 adalah
Rp 907.478,00 + 200.000,00 = Rp 1.107.478,00
Besaran bunga anuitas angsuran 2
= Rp 23.092.522,00 x 10% x (30/360) = Rp 192.438,00
Angsuran pokok dan bunga pada bulan 2
Rp 915.040,00 + 192.438,00 = Rp 1.107.478,00
Dari situ bisa diperhatikan kalau angsuran yang mesti dibayarkan tiap
bulan selalu sama, yakni Rp 1.107.478. Kemudian perhatian di angsuran
pokok dan bunganya pada angsuran pertama dan kedua yang besarannya
berbeda.
Ada dua jenis bunga berdasarkan sifat perhitungannya:
Bunga tetap (fixed)
Bonusnya kalau suku bunga pasaran naik, enggak bakal ngaruh
Kredit yang menerapkan jenis bunga tetap (fixed) ini menandakan
selama masa kredit maka besaran bunga yang diterapkan tak akan berubah.
Biasanya disebutkan dengan jelas dalam perjanjian kredit di mana
besarnya bunga yang harus dibayar selama jangka waktu tertentu selalu
sama.
Dengan demikian, bila saat perjanjian kredit yang disepakati bersama
menyebutkan suku bunga yang ditetapkan adalah 14%, maka sampai masa
kredit berakhir besaran bunga yang dikenakan selalu 14%.
Kelebihan dari pengenaan suku bunga ini adalah kalau suku bunga
pasaran mengalami kenaikan. Meski ada perubahan suku bunga pasar, tapi
hal itu tak mempengaruhi besaran bunga kredit yang sedang dijalani.
Tapi ada kerugiannya di mana kalau suku bunga pasaran turun yang
bahkan besarannya sampai drastis. Kondisi ini membuat nasabah menderita
kerugian karena suku bunga yang dibebankan terbilang besar dari yang ada
di pasaran.
Contoh cara menghitung suku bunga tetap dihitung dengan menggunakan sisa pokok pinjaman (sliding rate)
Pokok pinjaman : Rp 24.000.000
Bunga : 14 %/tahun
Jangka waktu kredit : 24 bulan
Bulan 1
Bunga = 14% X Rp 24.000.000/12 X 1 = Rp 280.000
Pokok pinjaman = Rp 24.000.000/24 = Rp 1.000.000
Angsuran bulan 1 = Rp 1.000.000 + Rp 280.000 = Rp 1.280.000
Bulan 2
Sisa pokok pinjaman = Rp 24.000.000 – Rp 1.280.000 = Rp 22.270.000
Bunga = 14% X Rp 22.270.000/12 x 1 = Rp 259.816
Angsuran bulan 2 = Rp 1.000.000 + Rp 259.816 = Rp 1.259.816
Begitu terus sampai angsuran habis sesuai tenor kredit.
Bunga mengambang (floating)
Bank bakal langsung sesuaikan besaran bunga sesuai mekanisme pasar
Jenis bunga ini berkebalikan dengan bunga tetap. Sesuai dengan
istilahnya, mengambang (floating), maka penerapan bunganya mengikuti
dinamika naik turun suku bunga pasar.
Bila suku bunga di pasaran turun maka bunga kredit ikutan turun.
Sebaliknya, bila suku bunga pasar naik maka bunga kredit bakal
mengikutinya.
Sistem bunga ini seringkali diterapkan untuk kredit pemilikan rumah
(KPR), modal kerja, usaha, maupun kredit jangka panjang lainnya.
Jamakkan mendapat promo kredit rumah dari sebuah bank yang menawarkan
penggunaan kombinasi dua jenis bunga. Misalnya promosi suku bunga hanya
7% fixed dua tahun lalu tahun ketiga berdasarkan suku bunga pasar.
Contoh kasus saja jika asumsi tingkat suku bunga sebagai berikut:
Suku bunga bulan 1-4 14%
Suku bunga bulan 5-8 16%
Dengan menggunakan floating rate, pokok pinjaman tetap sama. Yang beda adalah perhitungan suku bunganya sebagai berikut:
Pokok pinjaman : Rp 24.000.000
Jangka waktu kredit : 24 bulan
Bulan 1
Bunga = 14% X Rp 24.000.000/12 X 1 = Rp 280.000
Pokok pinjaman = Rp 24.000.000/24 = = Rp 1.000.000
Angsuran bulan 1 = Rp 1.000.000 + Rp 280.000 = Rp 1.280.000
Bulan 5
Bunga = 16% X Rp 24.000.000/12 X1 = Rp 320.000
Angsuran bulan 5 = Rp 1.000.000 + Rp 320.000 = Rp 1.320.000
Begitu seterusnya di mana besaran angsuran tergantung dari naik turun suku bunga.
Bikin simulasi dan kenali dulu jenis bunga sebelum minjem ke bank
Ketika sudah tahu cara perhitungannya maka bisa mendapat gambaran
kewajiban angsuran yang mesti dipenuhi selama masa kredit. Dengan
demikian, metode perhitungan bunga ini menjadi poin yang wajib
ditanyakan sejak awal saat pengajuan kredit.
Kalau mau lebih yakin lagi sama perhitungan bunga, tak ada salahnya
meminta kepada bank untuk membuatkan simulasi angsuran. Di situ akan
terlihat dengan jelas rincian angsuran dari awal sampai lunas. Satu hal lagi, tak usah ragu untuk mengajak bank menegosiasikan
besaran bunga. Itu bukan hal yang tabu kok. Pada prisinpnya, semua hal
bisa ditawar termasuk besaran bunga!
Pertemuan 1 Dasar - Dasar Ekonomi Islam (A) Definisi & Hakikat Ekonomi dalam Islam Prilaku Ekonomi dalam Islam Urgensi Intermediasi/Distribusi Sumber Daya Sejarah Praktek Ekonomi Islam Pertemuan 2 Dasar - Dasar Keuangan Islam I (A) Definisi, Fungsi & Hakikat Harta dalam Islam Definisi, Fungsi & Hakikat Uang dalam Islam Urgensi Pelarangan Riba dalam Perekonomian Prilaku Ekonomi terhadap Harta & Uang Sejarah Uang dalam Islam Pertemuan 3 Dasar - Dasar Keuangan Islam II (A&B) Arsitektur Keuangan Islam Hakikat & Fungsi Sektor Keuangan Islam Perbankan Asuransi Pasar Modal Hubungan Sektor Keuangan & Riil Pertemuan 4 Dasar Perbankan Syariah I (Buku Fikih & B) Dasar - Dasar Fiqh Muamalah Haramnya Riba Jenis & Klasifikasi Transaksi dalam Islam Pertemuan 5 Dasar Perbankan Syariah II (B) Sejarah Bank Sejarah Perbankan Islam Aplikasi Perbankan Syariah Kontemporer Konsep Operasional Bank Syariah Fungsi Perbankan Syariah dalam P...
SOal-soal mengenai Obligasi : 1. Suatu obligasi mempunyai coupon rate sebesar 12%, membayar couponnya per 6 bulan, mempunyai 3 tahun sampai jatuh tempo dan sekarang dijual pada harga Rp. 953.500. Jika nilai nominalnya adalah 1 juta, berapa YTM tahunannya? Uraikan jawaban anda. a) 10% b) 12% c) 14% d) 16% e) 18% Jawab : Dik : INT = (12%) X Rp. 1.000.000 INT = 120 M = Rp. 1.000.000 PV = Rp. 953.500 n = 3 tahun ...
Pendahuluan Pengertian dan Prinsip Ekonomi Syariah Perkembangan Pemikiran Ekonomi Perkembangan Hukum ekonomi syariah Dasar Yuridis Hukum ekonomi syariah Aliran-Aliran Dalam Ekonomi Islam Ekonomi Islam sebagai alternatif Pendapat Para Ahli Ekonomi Islam Sumber-Sumber Ekonomi Syariah Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia Sumber Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia Penyelesaian Sengketa Ekonomi Islam di Indonesia Investasi Dalam Ekonomi Islam Asas,akad, dan sistem jual beli, bagi hasil, sewa menyewa, pinjam meminjam tanpa bunga dibidang jasa. Konsep perbankan syariah (dasar yuridis,asas-asas, kelembagaan, kegiatan oprasional dan produk perbankan syariah. Konsep asuransi syariah (dasar yuridis,asas-asas, kelembagaan, kegiatan oprasional dan produk asuransi syariah. Konsep gadai syariah (dasar yuridis,asas-asas, kelembagaan, kegiatan oprasional dan produk gadai sya...
Komentar
Posting Komentar